Medan, AFI FUSI UIN Sumatera Utara – Tradisi tumpengan yang biasa dilakukan oleh masyarakat jawa tak hanya bergema di pulau Jawa saja. Dikota Medan juga masih melestarikan tradisi ini dalam acara-acara masyarakat. Hal ini yang membuat Heru Syaputra, M.A tertarik untuk mengulik tradisi ini dari segi filosofi dan juga simbolik yang terselubung didalamnya. Melalui tugas akhirnya di Strata Doktor Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, beliau memilih judul “Nilai-nilai Tumpeng sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Jawa di Kota Medan.”


Persidangan berlangsung pada tanggal 7 Agustus 2025 di ruangan sidang lantai II Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) dengan momen-momen yang amat kritis namun hikmad. Penguji sidang yang langsung di pandu oleh Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Prof. Dr. Nurhayati M.A serta turut di hadiri oleh Prof. Dr. Hasyimsyah Nasution, MA, Prof. Dr. Amroeni Drajat, M.Ag, Dr. Junaidi, M.Si, Dr. Maraimbang, MA (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam sekaligus Penguji), Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, MA (Rektor IAIN Langsa sebagai Penguji Tamu).


Dalam sebuah wawancara melalui media dari, Heru Syaputra M.A mengungkapan motivasinya untuk terus mengejar apa yang telah ia impikan sejak ia kecil, yaitu menjadi seorang profesor.Beliau juga berharap dengan tugas akhir nya ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan juga sebagai referensi bagi peneliti dan juga pengamat budaya sosial diluar sana.
“Motivasi saya adalah saya bercita cita mau menjadi profesor, karena waktu kecil saya pernah menuliskan nama beserta gelar di selembar kertas dan saya tunjukkan sama mamak saya, mak saya mau jadi : Prof. Dr. HERU SYAHPUTRA, M.A.” Ungkapnya. “Ya harapan saya semoga tugas akhir saya dapat menambah wawasan pengetahuan dan menambah refrensi bagi peneliti , pengkaji dan pemerhati budaya.” Tambah pria yang juga seorang dosen di UIN Sumatera utara.
Tak hanya itu, beliau juga berpesan kepada mahasiswa untuk tetap terus belajar mengejar cita-cita mereka dengan semangat dan rasa pantang menyerah. Beliau juga mengungkapkan kebanggannya yang hanya anak seorang pedangan Bakso dan juga pedagang jamu dapat meraih gelar Doktor dengan segala rintangan dan juga hambatan yang beliau lalu dan akhirnya membuktikan perkataannya.
“Bagi mahasiswa tetaplah belajar, kejar cita citamu, sesusah apapun kondisimu tetap semangat dan terus belajar, jangan menyerah dengan keadaan , saya seorang anak pedagang bakso dan jamu dapat meraih gelar doktor, jadi kurang kurangi gaya hidupmu mahasiswaku agar bermanfaat hidupmu.”







